Masukanbahan organik yang sudah dicampur tadi. Kemudian tutup rapat-rapat dan diamkan hingga 3-4 hari untuk menjalani proses fermentasi. Suhu pengomposan pada saat fermentasi akan berkisar 35-45 o C. Setelah empat hari cek kematangan kompos. Pupuk kompos yang matang dicirikan dengan baunya yang harum seperti bau tape. Sumber.
Untukpembuatan 100 liter Suplemen Herbal Cair, dibutuhkan: 0,5 atau 1 kg kedelai. 5 liter tetes tebu. 3 (tiga) botol EM4 peternakan. 1 (satu) tabung jerigen untuk tempat fermentasi. 2 (dua) bungkus) jamu godokan. 1 (satu) bungkus daun kering sambiloto. Daun pepaya secukupnya. Cara Membuat/Meracik Probiotik :
Kinetikadan Variabel dan sulfur 0,04% memberikan hasil yang Optimum Fermentasi Asam Laktat optimal yaitu meningkatkan kandungan dengan Media Campuran Tepung protein dari 2,25% menjadi 14,44 % dan Tapioka dan Limbah Cair Tahu oleh menurunkan kandungan serat kasar dari Rhizopus oryzae.
Hasilfermentasi disaring dengan kain saring. Ampas diperas dengan kain saring atau dipres dengan mesin pres. Cairan kental hasil penyaringan dan pemerasan/ pres disatukan. Untuk menumbuhkan cacing lor sawah dalam jumlah berlipat-lipat adalah dengan cara menaburkan bekatul halus lalu disiram dengan biang EM4 yang botolnya berwarna kuning
Teknikbuat pakan organik sapi dari langkah penggemukan sapi kakaupun lumayan simpel, anda hanya butuh potong potong kulit buah kakao lalu campur dengan em4 lantas saran ke ember. Dan betul saja lele yang di menghasilkan sangatlah kebal penyakit serta mempunyai bobot, nyaris tidak ada yang mati lele. peragian pakan ternak sapi dengan em4 campur
wY9oEd. FERMENTASI AMPAS TAHU, AMPAS KELAPA, AMPAS BIR, ONGGOK SINGKONG DLL Agar dapat dipakai untuk menggantikan pakan unggas sekitar 10–20% , dan ternak ruminansai sampai dengan 20-30%. Maka kita sebagai peternak agar dapat mencari pakan alternatif sebagai pengganti pakan unggas sebesar 10% sampai dengan 20%, dan ternak ruminansia sampai dengan 20% sampai dengan 30%. Untuk peternak teruslah berkerja, berinovasi, berkarya, tidak perlu kita menghara bantuan dari pemerintah. Dengan kita tidak menoton dengan ide peternekan dengan biaya rendahlow cost farming. Tidak perlu mengeluh terus menerus. Untuk itu, para peternak dapat menjadikan bahan baku pakan ternak yang tersedia sebagai pakan alternatif dengan proses fermentasi, agar nilai gizi atau mutunya meningkat quality booster, daya cernanya meningkat digestible booster, dan dapat disimpan dalam waktu yang lama sampai berbulan bulan. fermentasi ampas tahu – ampas tahu kering Berikut ini adalah proses fermentasi Ampas tahu, Ampas Kelapa, Ampas Bir, Onggok Singkong DLL 1. Ampas tahu, ampas kelapa, ampas bir, Onggok Singkong, harus kita peras terlebih dahulu airnya agar kering, kadar airnya diturunkan menjadi <15% kurang dari lima belas persen. 2. Dapat dipakai alat pres elektrik dengan daya tekan sampai dengan 500 kg pakai alat pres model ulir dan atau kg pakai alat pres hidrolis. 3. Bisa juga dengan dijemur, tapi dengan metode itu proesesnya mememakan waktu yang lama, sehingga dapat menyebababkan ampas tahu, ampas kelapa, ampas bir, onggok menjadi cepat membusuk. 4. Sesuadah diperas dengan bahan baku tersebut kadar airnya tersisa dibawah lima belas persen <15%, Selanjutnya dilakukan proses fermentasi secara tertutup. Berikut ini adalah Proses Fermentasi Tertutup Bahan Bahan dan alat yang diperlukan Bahan kering tersebut di atas kadar air <15% = 135,0 Kg; Win_Prob In Vitro/Vivo, label warna kuning = 0,5 liter Air steril dari depo air isi ulang = 39,5 liter Jumlah Total = 175,0 kg Timba plastik kapasitas 50 liter untuk tempat melarutkan dan mengaduk bahan nomor 2 dan 3. Sediakan mesin mixer atau bila manual bisa pakai alat pengaduk sekrop. Drum plastik berpenutup dan cincin pengunci untuk fermentor, kapasitas 150 liter. Proses Pencanpuran Secara Manual Bersihkan lantai, di-pel dan disterilkan pakai obat pel isi Lisol atau Karbol, biarkan kering dan bersihkan dan sterilkan semua alat yang akan dipakai fermentasi sekrop, drum, tangan dan kaki tenaga kerja. Bahan yang sudah diperas jadi kering, kadar air <15%, dihampar di lantai yang sudah bersih dan steril, setebal -/+ 20 cm, bagian tengahnya dibentuk kawah. Larutan nomor 2 dan 3, diaduk rata, dituang di kawah bahan. Pelan-pelan diaduk seperti mengaduk semen + pasir, diaduk-aduk 2 – 3 kali sampai rata; Hasil adukan di-tes dengan cara mengambil segenggam, digenggam kuat kemudian dilepas. Normalnya menggumpal tapi tidak keluar air. Bila keluar air, berarti terlalu basah. Harus ditambah bahan bahan baku pakan secukupnya, diaduk ulang, di-tes lagi. Bila bahan yang digenggam “kepyar”, kadar air kurang. Tambahkan air secukupnya, diaduk ulang dan di-tes lagi. Nanti perbandingannya bisa dipakai sebagai referensi untuk proses berikutnya; Bila kadar air sudah tepat, masukkan hasil adukan nomor 4 ke dalam drum fermentor dimana setiap 5 sekrop diinjak-injak sampai padat dan selanjutnya dimasukkan sampai penuh, rata permukaan drum. Pasang plastik untuk “seal” agar kedap, pasang penutup drum serta ring penguncinya; Biarkan dalam pemeraman selama minimum 4 minggu supaya fermentasinya benar-benar matang. Ciri khas hasil fermentasi yang matang adalah baunya harum, manis dan asam seperti tape singkong ala Bondowoso. Bagusnya, dalam kondisi tetap tertutup dan kedap, bisa disimpan selama 24 bulan, dengan kualitas stabil bila fermentasinya menggunakan Win_Prob In Vivo/Vitro dan prosesnya baik dan benar. Setelah itu bisa diberikan untuk substitusi pakan komplit dari pabrik Untuk pakan unggas starter, komposisinya 10% 90 kg pakan komplit + 10 kg ampas tahu dll yang sudah difermnentasi. Untuk pakan unggas finisher, komposisinya 20% 80 kg pakan komplit + 20 kg. Untuk ternak sapi dan ruminansia yang lain, bisa diberikan sebanyak 30% dalam konsentrat. Sekian proses femertasi ampas tahu, ampas kelapa, onggok ddl. artikel ini diambil dari fb. Jago Ruminansia Bersama Drh. Deddy
p>Kompos merupakan hasil fermentasi atau dekomposisi bahan-bahan organik seperti tanaman, hewan atau limbah organik lainya. Di pasar Koto tinggi pedagang buah-buahan menyatakan rata-rata sayur yang mulai membusuk dan tidak terjual lebih kurang 8 kg dan buah-buahan 7 kg setiap kali perdagangan berlangsung. Penelitian ini adalah eksperiment dengan rancangan posttest dengan kelompok kontrol posttest only control group design dengan uji T-Test Independent pada bulan Agustus-September 2017. Objek dalam penelitian ini adalah sampah pasar organik. Kelompok eksperimen pertama menggunakan EM4, kelompok eksperimen kedua menggunakan MOL tape singkong dan kelompok eksperiment 3 tanpa menggunakan aktivator atau kelompok kontrol dengan 3 kali pengulangan untuk 1 kelompok eksperimen. Hasil penelitian bahwa Kualitas fisik kompos menggunakan aktivator EM4 adalah warna akhir hitam, berbau tanah, suhu 32,690C, pH 6,608, kualitas kimia kompos EM4 rasio C/N 6,31, kadar N 3,66%, P 2,20% , K 2,45% serta waktu matangnya kompos 8,67 hari. Kualitas fisik kompos menggunakan aktivator MOL tape singkong adalah warna hitam, berbau tanah, suhu 34,720C, pH 6,019, kualitas kimia kompos Mol Tape Singkong rasio C/N 6,38, kadar N 3,41%, P 2,33%, K 2,23% serta waktu matangnya kompos 10,67 hari. Kesimpulan penelitian ada perbedaan efektivitas aktivator EM4 dan MOL tape singkong dilihat dari lama waktu pengomposan, kualitas fisik kompos bau, warna, suhu dan pH serta kualitas kimia kompos nitrogen N, phosfor P2O5, kallium K2O dan rasio C/N . Disarankan kepada masyarakat agar mengelola sampah terutama sampah organik dengan cara pembuatan kompos dengan menggunakan MOL tape coffee is one of needs among metropolitan people. This lifestyle impact to increasing waste along coffee production, one of them is coffee ground. Coffee ground has toxic properties to the environment such as caffeine, tannins, and polyphenols. While other chemicals contain on coffee ground are nitrogen, phosphorus, potassium, which means has a good impact to the soil. In existing condition, coffee gr Nowadays, coffee is one of needs among metropolitan people. This lifestyle impact to increasing waste along coffee production, one of them is coffee ground. Coffee ground has toxic properties to the environment such as caffeine, tannins, and polyphenols. While other chemicals contain on coffee ground are nitrogen, phosphorus, potassium, which means has a good impact to the soil. In existing condition, coffee ground is commonly used to, biodiesel and bioethanol or by direct used to the soil. The processing of coffee ground to be liquid organic fertilizer by using bio-activator are considered to substitute the direct used, it will improve the quality of soil. Objectives The objective of this research is to study of liquid fertilizer from coffee ground, whether comply or not to the standard regulation Ministerial Decree of Agriculture of the Republic of Indonesia Number 261/2019 . Method and results This research use a coffee ground from arabica and robusta coffee and applied 2two different dilution by repeated 2x2 on one time by using EM4 as bio-activator. The pH and temperature for 4 experiment measured daily and has an average on and 31-degree celcius for 10 days. Nitrogen, Phosphorus, and phosphor measured in the end of experiment has average results on sequentially. Conclusion The result for chemical parameter; Nitrogen, Phosphorus, and phosphor has not comply to the standard of liquid organic fertilizer by Indonesia Government. ound is commonly used to, biodiesel and bioethanol or by direct used to the soil. The processing of coffee ground to be liquid organic fertilizer by using bio-activator are considered to substitute the direct used, it will improve the quality of soil. Objectives The objective of this research is to study of liquid fertilizer from coffee ground, whether comply or not to the standard regulation Ministerial Decree of Agriculture of the Republic of Indonesia Number 261/2019 . Method and results This research use a coffee ground from arabica and robusta coffee and applied 2two different dilution by repeated 2x2 on one time by using EM4 as bio-activator. The pH and temperature for 4 experiment measured daily and has an average on and 31-degree celcius for 10 days. Nitrogen, Phosphorus, and phosphor measured in the end of experiment has average results on sequentially. Conclusion The result for chemical parameter; Nitrogen, Phosphorus, and phosphor has not comply to the standard of liquid organic fertilizer by Indonesia Government.
cara fermentasi ampas singkong dengan em4